Sudah menjadi kebiasaan dan rahasia umum bahwa saat wanita-wanita berkumpul, hal yang nggak pernah absen dilakukan adalah bergosip alias ghibah alias ngomongin orang. Sejam dua jam ketemuan selalu ada jalan untuk ngobrolin orang lain. Mending kalau ngomongin kebaikan supaya bisa dicontoh or ditiru, tetapi kalau yang diomongin hanya keburukan dan keluh kesah, rasa-rasanya kudu ingat-ingat lagi ayat ini deh.
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat: 12).
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat: 12).
Buat sobat Nida yang sudah terjangkit kebiasaan ghibah dan yang agar bisa lebih waspada, berikut ini Nida mengulas beberapa tips agar kebiasaan itu bisa dihilangkan.
1. Selalu meresapi ayat dan hadits tentang ghibah
Resapi dan selalu ingat ayat alquran maupun hadits tentang larangan dan bahaya ghibah. Kalau perlu, tempel hadits dan ayat tersebut di tempat yang sering digunakan untuk berkumpul. Supaya saat lagi keasyikan ngumpul dan akan mengarah ke bergosip ria, bisa saling mengingatkan satu sama lain ketika melihat dalil tersebut untuk segera menghentikan obrolan yang mengarah ke ghibah.
2. Tanamkan dalam hati bahwa ghibah adalah perbuatan yang buruk
Perubahan nggak bisa terjadi kalau dalam diri kita nggak ada keinginan untuk melakukannya. Kita harus meyakini dulu nih, Sob, bahwa ghibah adalah perbuatan yang sangat buruk. Gimana nggak? Balasan atas perbuatan ini saja diibaratkan seperti memakan daging saudara sesama manusia yang telah mati (memakan mayat). Ngeri kan?
3. Tahan nafsu untuk ngomongin orang
Meskipun saat ngobrol udah di ubun-ubun banget pengen ngomongin si ini dan si itu, coba pikir dulu sebelum berbicara, Sob. Jangan ikuti hawa nafsu ataupun terpancing oleh teman untuk ngomongin keburukan orang. Kalau bisa alihkan pembicaraan ke topik yang lebih berguna.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba yang berbicara suatu ucapan tanpa dipikirkan (terlebih dulu), maka ia akan terpeleset masuk jurang neraka yang lebih jauh dari jarak yang terbentang antara timur dan barat.” (Muttafaqun ‘alaihi).
4. Waspada akan ghibah yang menjadi perangkap setan
Sob, setan itu bisa banget untuk membujuk rayu manusia melakukan kemaksiatan. Termasuk memanfaatkan rasa ingin tahu manusia yang besar alias kebiasaan kepo. Ghibah adalah alat yang bisa dijadikan setan untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia tersebut. Jadi, kudu hati-hati, rajin baca taawudz dan ayat-ayat yang ma’tsur untuk mengusir godaan setan (membaca ayat kursi, al falaq, dan an naas).
5. Hindari teman yang suka berghibah
Teman atau partner ngobrol krusial banget buat menentukan apakah obrolan akan jatuh pada jurang ghibah atau tidak. Sebaiknya, hati-hati dengan teman yang kita tahu punya kebiasaan ghibah. Kita harus waspada dan pintar-pintar mengontrol arah pembicaraan atau menghindari dia sama sekali dengan sopan bila memang kita tidak bisa mencegah obrolan dengannya dari ghibah.
6. Hindari tontonan ghibah alias infotainment
Acara infotainment nggak bisa terhindarkan dari ghibah. Hindari tontonan seperti ini, karena menyetir pikiran kita untuk menganggap bahwa ghibah adalah perbuatan yang sah-sah saja dilakukan. So, biasain untuk nggak mampir ke channel yang menayangkan infotainment. Allahu a’lam.
Sumber:http://www.intisari9.com/
0 Response to "Ingin Berhenti dari Kebiasaan Bergosip atau Ghibah, Ini Tipsnya"
Posting Komentar